"Ada yang ulang tahun, nih!"
"Cie... udah 17 Tahun, ya!"
"Happy sweet seventeen!"
Bentar-bentar, emang ada apa di umur 17 tahun?
Buat sebagian orang yang merayakan ulang tahun, pasti merasa kurang kalau di umur 17 tahun ini tidak dirayakan dengan spesial. Katanya, di tahun itu adalah masa-masa transisi dari remaja menuju dewasa. Maka, tak jarang juga mereka membuat pesta meriah seperti ulang tahun yang ke 7 tahun. Ada juga yang hanya sekedar acara syukuran dan doa bersama agar remaja tanggung yang bersangkutan diberi kesehatan, rezeki, pasangan, dan jalan hidup yang lancar.
Disini aku tidak sedang membicarakan hukum merayakan ulang tahun yang memang dilarang dalam syariat Islam meski dalam bentuk apapun. Tapi membicarakan si angka 17 tahun.
Perayaan bertambahnya umur yang datang setiap tahunnya selalu jadi momen yang membahagiakan. Mereka bergembira dengan usia mereka yang semakin membesar jumlahnya. Lalu meniup lilin setelah mengaminkan harapannya. Dan lupa terhadap apa yang telah mereka lewati sebelum mencapai fase saat itu. Padahal, dibalik usia yang bertambah ada waktu kehidupan yang sudah berkurang. Artinya, entah kapan waktunya, kamu akan lebih dekat pada kematian.
Tidak bisa dipungkiri, anak kecil yang sudah paham dunia akan ingin cepat-cepat dewasa. Remaja di masanya yang masih labil selalu ingin mendapat perhatian lebih. Namun mereka tidak bisa memutar balik waktu karena menjadi dewasa tidak semenyenangkan imajinasi anak-anak.
Segala sesuatu menyimpan sisi baik dan buruk. Baiknya, di umur 17 tahun ini kamu bisa mengakses hal-hal yang sempat dilarang waktu belum cukup umur. Negara mengesahkan kamu sebagai penduduk yang terdaftar. Mereka juga menerbitkan surat izin buat yang sudah bisa mengemudi. Namun tetap dalam batasan-batasan tertentu. Karena dunia ini masih punya aturan agar bisa berjalan dengan damai.
Menjadi dewasa berarti merelakan hal-hal yang sangat kamu inginkan. Kita dituntut untuk lebih 'matang' disaat masih memerlukan asupan. Akan banyak pengorbanan yang dikerahkan dan air mata yang ditumpahkan. Semuanya hanya untuk memenuhi hasrat orang lain atas kita. Meskipun yang tua belum tentu dewasa, setidaknya dunia ini masih punya generasi setara anak-anak yang memerlukan kasih sayang orang yang lebih besar dari mereka. Dunia juga masih punya orang-orang berusia lanjut yang perlu bantuan di masa-masa mereka yang serba terbatas. Dunia ini masih berjalan.
Aku yang juga masih 'mentah' diminta untuk tetap berdiri, di tengah derasnya hujan dan dinginnya malam walau tanpa payung atau mantel. Itulah dunia yang realitanya tidak pernah seindah ekspetasi yang berlebihan, apalagi disamakan dengan imajinasi anak kecil.
Sebagai manusia yang sadar umurnya sedang bertambah, kita seharusnya intropeksi diri. Sudah sejauh mana kita berlari. Sudah sampai mana kita mendaki. 17 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Tuntutan semakin besar, beban terus bertambah, dan segalanya akan berubah perlahan-lahan. Kita juga harus bisa mengontrol diri agar terlindung dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Memang tidak mudah mendapat tekanan yang besar dari luar. Apalagi dipaksa untuk tidak mempertahankan ego sendiri. Meski kita hidup bukan untuk memuaskan makhluk lain, setidaknya kita harus paham kalau kita tetap manusia. Makhluk soisal yang butuh dan dibutuhkan makhluk lainnya.
17 tahun, sweet seventeen atau apalah namanya yang katanya masa-masa semanis susu atau lebih manis dari madu harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Jangan membuat masa-masa indah ini menjadi suram karena patah hati yang kepanjangan, atau membuatmu terlena karena terlalu indah. Jangan sampai masa-masa ini justru membuatmu kecewa dan menyesali semua yang sudah kamu sia-siakan sendiri. Manfaatkan waktu dan jangan lupa untuk selalu bermuhasabah. Semoga hidupmu berkah.
Terimakasih.
Cie selamat ultah bro,
BalasHapus