Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Hal yang Seharusnya Tidak Disia-siakan
Kebanyakan orang merasa stress dan mengeluhkan pekerjaannya yang padat, menumpuk dan tidak ada habisnya. Namun, tidak sedikit juga orang yang merasa stress dan menganggap dirinya tidak berguna karena tidak ada pekerjaan yang bisa dia lakukan.
Begitulah kira-kira keadaanku dan keadaan temanku saat kita sedang sama-sama beradu nasib.
***
Aku dan temanku adalah lulusan SMA yang kelulusannya sudah disahkan negara namun belum diresmikan oleh yayasan tempat kami belajar sebelum mengabdikan diri setidaknya selama satu tahun untuk membagikan ilmu yang telah dipelajari. Program itu bersifat wajib dan menjadi syarat mendapatkan ijazah pondok.
Secara tidak langsung, aku dan temanku adalah pegawai magang di lembaga tersebut. Kami ditempatkan di divisi yang berbeda. Temanku menjadi guru di sekolah dasar sementara aku menjadi pembimbing di asrama.
Ditempatkan di divisi yang tidak sama tentu memiliki jobdesc yang berbeda pula. Layaknya pengajar sekolah dasar pada umumnya, temanku harus sudah bersiap di pagi hari dan melakukan briefing. Setelah itu menjadi asisten wali kelas dari bel masuk hingga para siswa pulang. Berbeda dengan temanku yang jadwal kerjanya sama dengan anak sekolah, jam kerjaku justru tidak menentu. Aku juga harus tetap siaga jika penghuni asrama sakit atau membutuhkan sesuatu yang mendesak. Meski begitu, ketika anak-anak sekolah aku bisa melakukan apapun yang aku mau. Dengan kata lain, pekerjaanku ini memungkinkanku mempunyai waktu luang lebih banyak dibanding temanku.
Aku bersyukur masih diberi waktu lebih di luar pekerjaanku untuk mengeksplor minat dan bakatku. Aku juga bisa lebih leluasa melakukan beberapa kegiatan wajib seperti mencuci baju atau merapikan ruangan. Namun kenyataanya, hal itu justru membuatku buntung ketimbang untung. Waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik bisa menjadi bom waktu yang dapat membunuh sewaktu-waktu, baik dalam waktu dekat atau waktu yang akan datang.
Rasa bosan yang hampir membunuh itu akhirnya dimanfaatkan sebagian teman-temanku -yang memiliki nasib yang sama- untuk berjualan. Kami juga mengadakan program untuk mengulang pelajaran. Beberapa juga mengisinya untuk persiapan ujian masuk perguruan tinggi.
***
"Enak, ya, kalian bisa keluar kapanpun kalian mau," celetukku saat berkunjung ke kamar temanku yang memang dikhususkan untuk pengajar di sekolah dasar. Kebetulan kamarnya sedang sepi karena ini adalah weekend. Dan sebagian orang memilih menghabiskan waktu liburnya di luar sekolah.
Temanku menyahut. "Enggak usah iri. Kamu lebih santai. Aku senggang malem sama hari Minggu aja."
"Kamu harus bersyukur karena kamu masih bisa nyempetin (waktu) buat belajar," lanjutnya.
Kami akhirnya saling membandingkan dan berbagi kesan selama bekerja di bagian masing-masing. Mengetahui betapa kesusahannya dia mencari waktu yang tepat untuk bisa belajar lagi di tengah keinginannya melepas stress di siang hari adalah salah satu tamparan bagiku yang lebih banyak ngeluhnya daripada progress-nya. Aku dan temanku memiliki cita-cita yang sama ketika selesai magang nanti; kuliah. Tapi aku malah membuang kesempatan untuk mempersiapkannya.
Aku terdiam dan menyadari bahwa waktu terlalu cepat berlalu jika hanya diisi dengan scrolling, swiping dan sleeping. Waktu tidak akan pernah menunggu dan tidak mau tahu jika ternyata kita telat atau tidak mau mengerjakan sesuatu.
Semua orang diberi waktu yang sama dalam satu hari. 24 jam yang sama. Hanya saja pemanfaatannya yang berbeda. Waktu sangat berharga bagi orang yang tidak ingin dibuat menunggu. Waktu sangat mahal bagi orang yang tidak suka membual.
Imam Asy Syafi'i rahimahullah pernah mengatakan,
"Aku pernah bersama dengan orang-orang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatkan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu."
"Waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu." -Imam Syafi'i
Bermalas-malasan memang menyenangkan, dan akan sangat menyenangkan jika lebih baik tidak mengerjakan apa-apa. Di sisi lain banyak orang yang berjuang menuntut ilmu atau menjahit baju, orang yang futur dan menyia-nyiakan waktu akan mendapatkan banyak kenyamanan dan ketenangan. Tapi jangan bermimpi kalau kesenangan itu akan berada dalam keabadian.
Postingan Populer

Tujuan Setelah Lulus Sekolah
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya

Be The Happy You
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar