About Happiness

Tema dan judul dari artikel ini diambil dari tantangan menulis 30 hari. Awalnya aku tidak mau mempublikasikannya, tapi sepertinya tulisan ini terlalu menarik untuk sekedar disimpan dan dibaca sendiri. Sebuah tulisan yang selalu membuatku berpikir tentang 'sesuatu' yang sebenarnya dari hidup ini.

Yaitu, kebahagiaan.


Semua orang berkumpul pada waktu senja


Kebahagiaan? Apa itu kebahagiaan? Sebuah kata yang merujuk pada keadaan hati seseorang yang merasa damai, gembira, tidak merasakan tekanan dari lingkungannya, dan hal positif lainnya. 

Tapi, apa makna kebahagiaan itu sendiri? Orang yang benar-benar menginginkannya di dunia yang kejam ini tetapi justru dia sendiri yang menghancurkan kebahagiaan orang lain dengan kejam. Jadi, apa itu kebahagiaan yang sesungguhnya?

Dari mana kebahagiaan berasal? Bagaimana seseorang bisa benar-benar bahagia dengan senyum lebar nan manis di wajahnya sementara ada banyak sekali luka di hatinya? Dari mana seseorang bisa benar-benar mendapat kebahagiaan tanpa rasa sakit yang di deritanya? Apakah merasa bahagia harus sesakit itu?

Apa yang orang-orang cari dengan kebahagiaan? Mengapa mereka sangat berambisi untuk mendapatkannya? Kenapa hal-hal kecil sekarang sulit membuat orang bahagia? Apa yang membuat dunia ini jadi hampa padahal tampak jelas kalau ia penuh sesak? Apa?

Dunia ini tampak terang, terang benderang. Cahayanya menyilaukan mata. Hingga aku tidak bisa melihat apa yang seharusnya bisa kulihat. Tidak bisa merasakan apa yang seharusnya bisa kurasakan.

Gigih mengejarnya namun tidak puas saat menerimanya. Tidak pernah menginginkannya namun marah saat tidak mendapatkannya. Hidup segan mati tak mau. Apa yang sebenarnya kita cari?

Sebelum segalanya menjadi serba salah, harusnya kita bisa menyadarinya lebih dulu. Menyadari bahwa dunia ini fana. Menyadari bahwa dunia ini tidak lebih dari sekedar tempat singgah. Menyadari hingga akhirnya aku paham, bahwa sumber kebahagiaan sejati adalah kembali.

Berdoa

Kembali ke rumah setelah seharian bekerja tiada henti. Kembali ke kampung halaman dan berkumpul bersama sanak famili. Duduk bersama orang yang dicintai. Bercengkrama dari hati ke hati. Kembali pada diri sendiri tanpa perlu merendahkan diri.

Dan yang paling penting adalah, kembali pada Sang Illahi. Berserah diri kepada Yang Maha Pemberi. 

Komentar

Postingan Populer